Pada saat ini banyak sekali diskursus-diskursus tentang bagaimana perempuan menjadi bagian dengan mengambil peran yang strategis bukan hanya dalam kehidupan berumah tangga yang melayani dan menjadi mitra dari sang lelaki namun lebih dari itu perempuan saat ini menginginkan peran kehadirannya dalam kehidupan berbangsa bisa berpartisipasi dan memberikan kontribusi dengan segenap kekuatan juga kesanggupannya.
SEJATINYA DIRI PEREMPUAN KINI DAN MASA DEPAN
Pada saat ini banyak sekali diskursus-diskursus tentang bagaimana perempuan menjadi bagian dengan mengambil peran yang strategis bukan hanya dalam kehidupan berumah tangga yang melayani dan menjadi mitra dari sang lelaki namun lebih dari itu perempuan saat ini menginginkan peran kehadirannya dalam kehidupan berbangsa bisa berpartisipasi dan memberikan kontribusi dengan segenap kekuatan juga kesanggupannya. Terlepas pertanyaan sampai saat ini menjadi perdebatan yang cukup panjang dari perempuan itu sendiri apakah dirinya menjadi obyek pembangunan atau justru menjadi subyek pembangunan saat ini? Ketidak percayaan untuk menjawab pertanyaan tersebut saat ini mengakibatkan krisis eksistensi dari kaum perempuan sendiri sehingga kaku memposisikan diri dan gamang dalam berkarya.
Dalam setiap aspek berbangsa dari berbagai bidang baik politik, ekonomi, sosial, militer dan sebagainya. Justru menjadi targetan utama dari perempuan untuk bisa mencari celah atau peluang bagaimana memposisikan dirinya saat ini namun tetap dirinya sebagai ”perempuan” sehingga tantangan yang telah menjadi peluang partisipasi mendapatkan apresiasi dari seluruh lapisan masyarakat dan bukan menjadi bumerang untuk perempuan dalam keterlibatannya menjawab tantangan tersebut. Jika saja mengevaluasi kiprah perempuan dalam berbagai aspek baik itu politik, ekonomi, sosial, militer dan kesehatan secara arif dan bijak dapat disimpulkan meskipun masih belum diyakini kebenaran kesimpulan tersebut bahwa perempuan yang dulu dan sekarang masuk atau intens dalam berbagai aspek belum dapat terwakili kepentingan perempuan apatah lagi bila perempuan tidak berada dalam aspek-aspek tersebut. Masalahnya adalah kepahaman perjuangan dan target apa yang harus ditunaikan ketika masuk kedalam aspek tersebut.
Data mencatat secara kuantitatif jumlah perempuan jauh lebih besar daripada jumlah lawan jenisnya, terukir juga sejarah perempuan eksis dalam aspek politik seperti mantan presiden megawati meskipun untuk menjadi presiden melewati perjalanan yang berliku serta panjang, bupati banten saat ini adalah seorang perempuan dan juga di kabinet indonesia bersatu pemerintahan dibawah presiden susilo bambang yudhoyono salah satu menteri bidang perekonomian adalah perempuan Dalam Kebinet Indonesia Bersatu yang dipimpin SBY keterwakilan perempuan meski hanya 11 persen pada posisi menteri atau setingkat menteri. Mereka adalah: Marie Pangestu (menteri Perdagangan),Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan), Siti Fadilah Supari (menteri Kesehatan), dan Meuthia Hatta (menteri Pemberdayaan Perempuan) tidak hanya itu kiprah perempuan juga berada dalam ranah-ranah militer dengan menjabat strategis. Perempuan seharusnya bangga terhadap mereka meskipun keberadaannya saat ini belum cukup mewakili aspirasi perempuan.
Jika pilihannya masa depan perempuan ditinjau dari kelebihan juga kekurangan sehingga terdapat tantangan menjadikan semangat dalam berjuang kemudian cerdas melihat peluang yaitu tetap eksis juga selalu berperan aktif untuk memberikan kontribusi terhadap bangsa dan negara ini berarti menerima konsekuensi-konsekuensi, sebagai berikut:
1. Harus mampu dan tetap selalu bersabar dalam seluruh perjuangannya untuk kepentingan kaum perempuan. Fakta juga menunjukan bahwa setiap perjuangan perempuan terdahulu dan saat ini dengan kasus-kasus yang ada seringkali tidak tuntas sehingga dituntulah kesabaran dan kebesaran hati perempuan.
2. Setting perjuangan perempuan masa depan dengan tetap berlandaskan nilai-nilai kesanggupan. Hal ini dapat dilakukan dalam pencapaiannya perempuan eksis terlibat organisasi, lembaga dan sebagainya.
3. Kepahaman dan kajian-kajian tentang peran perempuan saat ini juga masa depan secara terpadu. Bukan hanya kepahaman pribadi atau lembaga saja tapi perempuan secara kolektif. Ini membuktikan bukan hanya perempuan besar secara kuantitatif namun secara kualitatif juga.
4. Meningkatkan peran perempuan dalam setiap aspek kehidupan sehingga terasa sentuhan-sentuhan dari tangan halus perubahan untuk bangsa dan negara ini.
5. Meningkatkan pengaruh positif atau berperan serta dalam setiap kebijakan dari berbagai aspek kehidupan berkeluarga, berbangsa dan bernegara.
Perubahan bukan hanya cukup beberapa hari atau bulan atau tahun saja tapi lebih seberapa besarkah pengaruh perubahan tersebut dari setiap perjuangan yang membutuhkan pengorbanan. Cita-cita dapat terwujud dari tekad yang kuat, kerja yang tuntas dan berbaiksangka dengan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Semoga Allah senantiasa meridhoi dan memudahkan jalan panjang perjuangan perempuan.
Demikian agar perempuan tetap eksis...
Adet_kaltim